Suatu hari. Beberapa tahun yang lalu….
Waktu aku masih rajin dan hobi menangisi setiap ketidak-adilan yang aku rasakan, seseorang pernah mengatakan sesuatu tentang mataku.
“Entah kenapa, kamu senyum dan tertawa. Tapi mata kamu menyiratkan rasa sakit dan sedih.”
Iya, aku speechless. Karena memang aku tertawa, tapi hatiku menyimpan rasa sakit, luka, dendam. Terkejut dan terharu ketika seseorang mampu melihat apa yang aku rasakan hanya dengan menatap mataku, nama orang itu sampai sekarang masih terekam jelas di memoriku. Moment itu, di resto itu, di meja mana kami duduk, semua terekam dengan amat sangat baik. Aku sampai sentimentil banget deh kalau ingat nama orang ini...
Tapi kemudian, aku mulai membuka mataku dan belajar menerima, bahwa dunia memang tidak berputar dengan aku sebagai porosnya. Aku belajar memaafkan, menyembuhkan luka hati, dan melupakan dendam. Hidup, dari kacamataku sekarang, tidak lagi semuram dulu. Boleh dikatakan, luka itu mungkin meninggalkan cacat parut pada hatiku, tapi aku tidak lagi merasa sakit. Hanya cukup belajar dari apa yang pernah terjadi dan berusaha memperbaiki hidup supaya aku bisa menentukan nasibku sendiri. Supaya aku tidak lagi meratapi ketidak-adilan takdir.
Yah, lupakan soal dulu. Yang penting adalah sekarang dan masa depan. Begitu ‘kan?
Tapiiiiiiii…. Kemarin, secara tak terduga, seseorang yang lain juga berkomentar tentang matanya anak ayam.
”Mata kamu itu mata menangis. Apa sih yang kamu tangisi?”
Aku jawab,”Saat ini, aku mensyukuri hidup dan tidak menangisi apapun.”
Jelas bukan jawaban yang memuaskan. Yeah. Dia ga sadar, sepotong kalimat itu buat anak ayam malang ini menghukum diri sendiri di depan kaca selama hampir satu jam. Bertanya-tanya, di sudut mana yang keliatan seperti nangis? Apa iya sih ada yang aku tangisi?
Jawabannya masih belum ketemu. Mungkin memang ga ada yang ditangisi.
Mungkin dulu aku berlebihan kalau mengira orang itu mampu membaca mataku.
Mungkin aku terlalu banyak nonton drama, baca novel picisan, atau mendengar lagu cengeng.
Jangan-jangan karena aku terlalu sering bergadang sampai mataku terlihat seperti orang susah.
Apapun kemungkinan itu, tapi yang pasti, aku perlu perbaikan di bagian mataku ini.
Mungkin operasi buat lipitan mata supaya terlihat membelalak seperti boneka-boneka porselen yang cantik.
Mungkin juga butuh tato alis supaya terlihat tegas, galak, jauh dari kesan cengeng.
Bahkan mungkin perlu ganti warna bola mata, dibuat warna hijau supaya terlihat penuh semangat dan gairah hidup… (seperti kucing?!?)
Entah. Besok aku bakal mampir ke klinik kecantikan terdekat untuk konsultansi^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar