Hari ini, entah mengapa gw tiba-tiba teringat sama dua orang teman baik-kalau tak boleh gw sebut sahabat lagi- yang udah lama banget ga ketemu…
So, ada satu bagian dalam hidup gw yang baru seumur jagung ini, saat gw bersahabat dengan orang-orang yang beda buangggeettt ama gw, tapi persahabatan itu terjadi begitu aja tanpa kita sadari….
Gw kenal Andre & Ruhyat waktu pertama kali gw kerja di sebuah perusahaan freight forwarding. Baik gw, Andre, dan Ruhyat, kita semua beda dari segi ekonomi, suku, dan agama. Andre yang paling tua diantara kita, orang ambon, agamanya Kristen, kulitnya gelap, punya senyum friendly, selalu optimis, smart dan rendah hati…. Sedangkan Ruhyat, orang betawi asli tapi punya tampang chinnese, Muslim, dan sama seperti Andre, dia itu smart, rendah hati, selalu eager to learn, dan selalu berpikir untuk maju. Sementara gw yang paling muda, anak medan bergaya jawa, Buddhist, paling childish, pinpinbo(ga mau ngaku bodoh), tinggi hati, belagu dan narsis ga ketulung….
Bagaimanapun perbedaan kita begitu jauh, tapi ga pernah sekalipun kita saling menyinggung. Pernah sekali waktu, waktu kita ngumpul di loteng, tiba-tiba kita saling menyebutkan perbedaan di antara kita bertiga, dan kita sama-sama tertawa, “kok bisa ya kita malah jadi akrab begini?” Padahal waktu itu di Ambon juga lagi rusuh antara umat Kristen dan Muslim, tapi Andre dan Ruhyat justru akrab dan akur banget. Sedangkan mereka yang lebih tua dan lebih smart dan lebih kalem dari gw, kok malah bisa-bisanya membiarkan gw yang tengil ini nyelip dalam persahabatan mereka. Plus, gw ini cewe sendiri, chinnese pula…. Hmmm, jadinya gw yg paling beda deh….
Awal kedekatan kita dimulai dari suatu hari jumat, Andre lembur, gw nungguin jemputan, dan Ruhyat nemenin Andre lembur sambil ngobrol basa basi ama gw, trus somehow, akhirnya kita uda duduk bertiga, makan nasi goreng sambil ngobrol dan si Andre ga jadi ngerjain lemburannya….
Di hari terakhir gw kerja di situ, gw, Ruhyat & Andre ngumpul lagi di loteng, dan si Andre, dengan konyolnya menyanyikan lagu Kemesraan sambil metik gitar, bikin gw nangis, sedih karena ga akan lagi ada hari-hari kita ngumpul bareng dan curhat-curhat bareng di loteng….
Suatu hari
Dikala kita duduk ditepi pantai
Dan memandang ombak
Dilautan yang kian menepi
Burung camar terbang
bermain diderunya air
Suara alam ini
Hangatkan jiwa kita
Sementara sinar surya
Perlahan mulai tenggelam
Suara gitarmu
Mengalunkan melodi
Tentang cinta
Ada hati membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa
Tercurah saat itu
Kemesraan ini
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini
Inginku kenang selalu
Hatiku damai
Jiwaku tentram di samping mu
Hatiku damai
Jiwa ku tentram
Bersamamu
Akhirnya waktu itu kita bertiga sama-sama menyanyikan lagu Kemesraan(padahal dulu gw benci banget lagu itu…), dan seolah merasakan kesedihan gw, hujan pun turun rintik-rintik, lalu tiba-tiba deras, dan kami bertiga harus segera enyah dari loteng… (sumpah, hujannya turun beneran, bukan gw mendramatisir lho!).
Sekarang gw bertanya-tanya, kalau orang yang dulu kita bilang sahabat, lalu sekarang sudah lama ga contact dan ga ketemu, masihkah kita sebut sahabat? Atau ada pilihan seperti mantan sahabat, ataukah turun tingkatnya jadi sekedar teman baik?
However, sahabat, meski lama tak contact, masih juga dia tetap sahabat kan?
4 komentar:
sahabat, meskipun ada jarak ribuan km tetap namanya sahabat. hal yang paling menyedihkan adalah kalau kita kehilangan sahabat seperti ada sesuatu dalam hidup kita yg kurang, coba bayangkan hidup tanpa ada sahabat. jadi bersahabatlah sebanyak2nya.
duhh mesranya? dalam bersahabat gak kenal kata beda yang ada hanya satu kata SAMA
ah jadi inget sama teman lama??
ya iyalah... masak ya iya dong
Wahh kapan yah gelandangan mendapatkan kemesraan juga *ahhh berkhayallll
Salam kenal
Posting Komentar