Senin, 05 Oktober 2009

Mengapa harus dibedakan??? Apakah kemanusiaan membedakan ras dan etnis??

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/10/04/headline/ krn.20091004. 177998.id.html

Kutipan:
Beberapa warga keturunan Tionghoa korban gempa mengaku diperas.

Beberapa warga keturunan Tionghoa korban gempa di Kota Padang juga mengaku diperas orang yang mengaku petugas penyelamat. "Mereka minta bayaran kalau mau rumahnya ditolong," kata Mariana, mahasiswi keturunan Tionghoa asal Padang, di Jakarta kemarin.

Mariana mendapat kabar itu dari kerabatnya yang menjadi korban pemerasan di Padang. Keluarganya yang masih tertimbun puing-puing rumah belum bisa dievakuasi karena minimnya bantuan. "Saya belum bisa kontak keluarga di Padang," ujar mahasiswi universitas swasta di Bandung ini.

Menurut dia, pemerasan terhadap warga Tionghoa kerap terjadi, termasuk ketika gempa Nias. "Teman saya (warga keturunan Tionghoa) juga diminta bayaran kalau rumahnya mau dibongkar," ujarnya.

Mariana mengaku tak bisa berbuat apa-apa. "Bingung, mau minta tolong siapa lagi?" kata dia, yang mengaku tak tahu satuan asal petugas penyelamatan itu.

Jin, warga keturunan Tionghoa di Padang, mengatakan, untuk membongkar puing-puing rumahnya, orang yang mengaku petugas penyelamat dan mengoperasikan alat berat itu meminta bayaran Rp 300-500 ribu. "Kalau tidak mau, tidak diladeni. Kalau mau bayar, baru digali," ujar Jin melalui sambungan telepon kemarin. "Kami tidak bisa berbuat apa-apa," ujar warga kawasan Pondok, Padang,

http://www.detiknew s.com/read/ 2009/10/04/ 204441/1214976/ 606/korban- gempa-sumbar- di-pondok- cina-tak- dievakuasi

Korban Gempa Sumbar di Pondok Cina Tak Dievakuasi
Novita - detikNews
Padang - Kampung cina dan Pondok penuh mayat membusuk, tidak dievakuasi. Apakah mereka bukan Warga Negara Indonesia? Bantuan tidak ada (harus beli), hal yang sama dengan gempa di Nias beberapa tahun lalu. (Novita)

http://news. okezone.com/ read/2009/ 10/04/337/ 262454/kampung- cina-terlupakan- pemerintah- sumbar

Kampung Cina Terlupakan Pemerintah Sumbar
Minggu, 4 Oktober 2009 - 19:17 wib
PADANG - Salah satu kawasan yang menjadi korban gempa di Sumatera Barat adalah Kota Tua yang merupakan Kampung Cina, di kawasan Padang Selatan. Etnis Tionghoa sebagian besar tinggal di wilayah ini.

Sayang, daerah ini tampaknya kurang mendapat perhatian pemerintah. Bahkan, untuk data koban, daerah ini tidak masuk dalam data Satuan Koordinasi dan Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana Pemerintah Sumbar.

Pantauan di lokasi, Minggu (4/10/2009), upaya evakuasi sudah dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat. Karena minimnya alat-alat berat, puluhan warga berusaha mencari sanak saudara mereka dengan menarik robohan bangunan menggunakan tali tambang.

Tak satu pun posko pemerintah berada di tempat ini. Hanya satu posko kesehatan milik etnis Cina yang tampak berdiri di Jalan Niaga, Padang Selatan yang tertutup debu tebal. Masyarakat sekitar pun terpaksa mengenakan masker untuk melewati jalan tersebut.

Bantuan kesehatan pun, justru datang dari tim kesehatan Malaysia, dapur umum dari Yayasan Kasih Sesama, beberapa mobil tenda bertuliskan PDIP.

Korban tewas di kawasan ini berjumlah 60 orang. 30 di antaranya sudah dievakuasi ke HBT (Himpunan Bersatu Teguh), HCT (Himpunan Cinta Taman) dan sisanya di Santo Yosef.(lir)( Anang Purwanto/Trijaya/ ded)

http://www.theage. com.au/world/ australians- searching- for-a-miracle- 20091004- ghvl.html

''What is he doing in there?'' an Australian says as he watches an Indonesian soldier crawl inside a building, which has not yet been ''shored and cribbed'' to prevent further collapse.

''Stealing shit,'' another replies, with a sigh.

It is true. Some Indonesian soldiers seem more interested in rescuing air conditioning units than rescuing people.

http://www.detiknew s.com/read/ 2009/10/05/ 130452/1215415/ 10/tak-ada- posko-bantuan- dapur-umum- di-kampung- china

Tak Ada Posko Bantuan & Dapur Umum di Kampung China
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Padang - Ratusan warga di sekitar Kampung China, Padang, Sumatera Barat, belum mendapatkan cukup bantuan makanan. Posko bantuan dan dapur umum dari pemerintah juga masih ditunggu.

"Ini yang kurang dapur umum, karena kita sudah kelaparan. Pemerintah belum ada yang bangun dapur umum di sini. Posko bantuan juga belum ada," kata salah seorang warga, Herman, saat ditemui detikcom, Senin (5/10/2009).

Warga di sekitar kampung tersebut baru mendapat bantuan makanan dari sesama warga. Mereka mendirikan dapur umum secara pribadi, meski rumah yang ditempati juga rusak. "Dari pemerintah tidak ada," ucapnya.

Salah satu warga yang mendirikan dapur umum, Eni, mengatakan, dapur umum bagi warga sudah didirikan sejak Kamis 1 Oktober lalu. Awalnya dapur umum tersebut hanya untuk keluarga, namun karena banyak yang membutuhkan, perempuan keturunan Thionghoa itu juga menyediakan makanan bagi warga sekitar.